Kamis, 02 Mei 2013

PENELITIAN TERHADAP FILM
NEGERI 5 MENARA
DENGAN METODE PENDEKATAN EKSPERIMENTAL
Dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Sastras














Disusun Oleh :
Imam Nur Kolis
NIS : 2011070026



UNIVERSITAS PAMULANG
JURUSAN SASTRA INDONESIA
SEMESTER II
2012







BAB I
PENDAHULUAN

A.     Pengantar

A.1. Latar Belakang
          Cerita Film “Negeri 5 Menara” merupakan film terbaru yang beredar di awal bulan Maret tahun 2012. Film “Negeri 5 Menara” mendapata tanggapan positif dari masyarakat dan menjadikanya film yang diminati banyak orang.
         Film “Negeri 5 Menara” merupakan film yang diadaptasi dari novel best seller dengan judul yang sama, yaitu “Negeri 5 Menara”. Novel tersebut juga berangkat dari kisah nyata yang ditulis dalam sebuah buku. novel pertama karya Ahmad Fuadi yang diterbitkan oleh Gramedia pada tahun 2009. Novel ini bercerita tentang kehidupan 6 santri dari 6 daerah yang berbeda menuntut ilmu di Pondok Madani (PM) Ponorogo Jawa Timur yang jauh dari rumah dan berhasil mewujudkan mimpi menggapai jendela dunia. Mereka adalah Alif Fikri Chaniago dari Maninjau, Raja Lubis dari Medan, Said Jufri dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung, Baso Salahuddin dari Gowa. Mereka sekolah, belajar dan berasrama dari kelas 1 sampai kelas 6. Kian hari mereka semakin akrab dan memiliki kegemaran yang sama yaitu duduk dibawah menara pondok madani. Dari kegemaran yang sama mereka menyebut diri mereka sebagai Sahibul Menara.

A.2. Tentang Pengarang dan Sutradara
          Fuadi lahir di Nagari Bayur, sebuah kampung kecil di pinggir Danau Maninjau tahun 1972, tidak jauh dari kampung Buya Hamka. Ibunya guru SD, ayahnya guru madrasah. Lalu Fuadi merantau ke Jawa, mematuhi permintaan ibunya untuk masuk sekolah agama. Di Pondok Modern Gontor dia bertemu dengan kiyai dan ustad yang diberkahi keikhlasan mengajarkan ilmu hidup dan ilmu akhirat. Gontor pula yang membukakan hatinya kepada rumus sederhana tapi kuat, ”man jadda wajada”, siapa yang bersungguh sungguh akan sukses. Juga sebuah hukum baru: ilmu dan bahasa asing adalah anak kunci jendela-jendela dunia. Bermodalkan doa dan manjadda wajada, dia mengadu untung di UMPTN. Jendela baru langsung terbuka. Dia diterima di jurusan Hubungan Internasional, UNPAD.
        Film ini di sutradarai oleh Affandi Abdul Rachman, pria kelahiran Jakarta, 13 Desember 1979 yang pernah menuntut ilmu di Santa Monica College, Santa Monica, CA (Graphic Design, 2001 - 2002); New York Film Academy. Selain itu, Affandi Abdul Rachman adalah seorang sutradara muda lulusan Columbia College of Hollywood, Los Angeles, California. Disini tempat ke-dua baginya memfokuskan pada jurusan Directing & Cinematography. Film “Negeri Lima Menara” ini diagarapnya dengan kerjasama baik dengan pihak Million Pictures dan KG production.

B.     Fokus Penelitian
           Seperti yang telah tertulis diatas, penelitian ini di tujukan kepada sebuah hasil karya sastra yang berjudul “Negeri 5 Menara” yang menjadi sebuah karya sastra popular dan sering di bicarakan di berbagai macam media. Sasaran penelitian ini tidak hanya di fokuskan kepada kalangan tertentu, akan tetapai lebih diutamakn untuk semua jenis kalangan, dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan lebih mendalam dari para nara sumber tentang obyek yang diteliti.

B.1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
-          Bagaimana tanggapan narasumber tentang sebuah karya sastra yang berjudul “Negeri 5 Menara”?
-          Hal-hal apa sajakah yang dapat di tangkap serta diserap oleh para narasumber dari sebuah karya sastra berjudul “Negeri 5 Menara”?

B.2. Tujuan Penelitian
            Penelitian tentang sebuah karya yang berjudul “Negeri 5 Menara” ini untuk mengembangkan pola fikir dari sebuah penonton maupun pembaca tentang apa yang dapat di tangkap oleh penonton tersebut dari sebuah karya sastra yang berjudul “Negeri 5 Menara”. Dengan metode mempertanyakan kepada pelaku sehingga dapat diperoleh gambaran tentang tanggapan serta informasi secara langsung dari nara sumber. Seperti telah diketahui bahwa penilaian serta tanggapan masing-masing orang terhadap sebuah karya sastra akan berbeda-beda, untuk itu diadakanya penelitian ini untuk mendapatkan informasi yang memadai untuk diambil sebuah kesimpulan tentang tanggapan terhadap sebuah karya sastra.

B.3. Manfaat Penelitian
            Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat perbedaan dari narasumber yang terdiri dari berbagai macam perbedaan kalangan serta latar belakang masing-masing, sehingga membentuk fariasi jawaban guna memperkaya hasil penelitian.

C.     Metode Penelitian
C.1. Teknik Pengumpulan Data
              Untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai perbedaan tanggapan pada karya sastra yang berjudul “Negeri 5 Menara”, maka penelitian ini dilakukan dengan cara membuat pertanyaan  kepada narasumber. Pengumpulan bahan keterangan mengenai tanggapan yang hendak dipelajari dengan menggunakan cara penelitian, dapat diselenggarakan oleh seorang peneliti saja dan kalau perlu, tanpa biaya apa pun (Bachtiar, dalam Koentjaraningrat, 1997:108). Peneliti juga menggunakan media internet untuk mendapatkan jurnal elektronik.


C.2. Metode Analisis Data
            Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pengolahan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan teknik mengambil sebuah kesimpulan dari jawabana narasumber. Untuk melakukan pengolahan data tersebut, peneliti menggunakan metode penelitian eksperimental (Penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan (Danim, 2OO2) oleh Erna Febru Aries S  Februari 27, 2008,


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Analisis Karya Sastra “NEGERI 5 MENARA”
             Mengangkat kisah perjalanan enam orang santri dari enam daerah berbeda di Pesantren Madani, Ponorogo, Jawa Timur, fokus cerita ini berada di kehidupan santri bernama Alif. Cerita dibuka dengan berlariannya dua orang anak SMP yang riang gembira merayakan kelulusannya, menuju tepi danau, dengan suguhan latar belakang keindahan alam yang sederhana namun memikat. Salah satu anak itu (Alif) kemudian menemui dilema antara keinginannya bersekolah di Bandung dan pilihan ibunya yang menginginkan dia bersekolah di pesantren. Konflik batin diolah sutradara melalui dialog sang ayah, ibu dan Alif sendiri dalam bahasa Minang dan diikuti teks terjemahan bahasa Indonesia, atau melalui adegan-adegan visual yang bagus dan realistis. Kandungan lokal Minang pun menarik disuguhkan dalam bentuk transaksi jual beli dalam sarung khas Minang. Penggalan-penggalan pembuka ini kemudian beralih dengan halus ke dalam inti cerita melalui perjalanan Alif dan ayahnya ke Jawa untuk mendaftarkan diri di Pondok Pesantren. Di sini, kembali penonton disuguhi pemandangan-pemandangan alam yang khas Indonesia dan dalam satu sisi cukup memunculkan rasa bangga dengan alam sendiri.
           Di Pondok Pesantren inilah kisah sebenarnya mulai dibuka. Cerita mengalir lancar. Saat kedatangan calon siswa, berujian, kelulusan dan pengenalan lingkungan diungkapkan dengan jelas meski dengan intensitas cepat, termasuk dengan setting dan sudut pengambilan gambar Pesantren yang menarik. Ustadz Salman sebagai wali kelas datang untuk pertama kalinya. Beliau memotong kayu dengan usaha yang gigih di depan para siswa. Man Jadda Wajadda. “Ingat, bukanlah yang tajam. Siapa yang bersungguh-sungguh, dia lah yang berhasil”. Sebuah adegan yang sangat menarik dan bermakna sehingga kemudian menjadi moral keseluruhan cerita. Man Jadda wa jadda mewarnai persahabatan yang indah dan menyentuh enam orang yang lalu menjadi sahabat: Alif, Baso Salahudin, Atang, Said Jufri, Raja Lubis dan Dulmajid. Bagaimana persahabatan itu diikat oleh ikrar sahibul menara, tempat setia mereka berkumpul. Bagaimana mereka mencanangkan cita-citanya yang melingkupi lima menara di lima penjuru.
            Dalam cerita ini pulalah mata penonton dibuka terhadap kehidupan pesantren. Ada ketegasan disiplin dengan simbol lonceng “jaras” penanda batas terlambat dan tidak, dengan figure yang menghukum berdiri bersaf dan jewer telinga tetangga sebelahnya. Ada pertunjukan kreatifitas pondok berupa tantangan lomba pidato (lengkap dengan kreatifitas santri sahibul menara dalam mengatasi kegugupan Baso sebagai wakilnya). Dan ada juga kebebasan seni yang mungkin selama ini tidak terbayang akan muncul di dalam sebuah pesantren (asistensi maen gitar oleh Kyai Rais atau tari patah-patah di pentas lomba seni). Juga kenyataan-kenyataan keseharian sebuah pondok (’mati lampu kok jadi kebiasaan’, ‘memang benar ustadz di sini tidak digaji?’). Kenyataan-kenyataan sederhana yang menarik untuk dinikmati sekaligus memiliki dasar filosofi mendalam.
          Sahibul Menara. Atang, sebagai seorang dengan dialek Sunda yang kental, sudah cukup menjadi pemantik kelucuan itu karena ya lucu, tanpa bermaksud menghina sebuah suku. Juga seorang Baso yang paling agamis di antara enam sekawan itu, sering membuat tersenyum simpul saat dia berusaha menghindari menatap gadis-gadis di sekolah. Di beberapa segmen bahkan kelucuan-kelucuan itu justru memberikan sebuah makna yang cukup dalam. Contohnya adalah saat enam sekawan itu dihukum menjewer telinga kawan disebelahnya, Alif yang telinganya bebas merdeka dari jeweran sebab tangan temannya lepas, karena dia harus berbicara dengan ustadz yang lewat, dengan sadar menyuruh teman-temannya membentuk lingkaran sehingga semuanya tanpa kecuali termasuk dia mendapat jeweran teman sebelah. Sebuah kesadaran akan keadilan yang muncul dari diri sendiri.
            Rasanya tidaklah kita bisa bandingkan sebuah karya film dan karya tulis, karena masing-masingpun mempunyai kadar kebebasan imajinasinya masing-masing. Negeri 5 Menara. Tontonan beragam nuansa dan makna yang direkomendasikan untuk memberikan inspirasi dan semangat bagi generasi bangsa ini.

B.      Tanggapan Penikmat Sastra Negeri 5 Menara
         Berdasarkan informasi dan data dari para penikmat sastra (Nara sumbar) dari cerita “Negeri 5 Menara”, karya sastra tersebut merupakan karya sastra yang patut untuk diberi acungan jempol. Karya sastra tersebut dapat memberi warana serta inspirasi dan juga semangat bagi penikimat sastra tersebut. Mulai dari persahabatan, pengorbanan bahkan sampai keinginan yang di lakukan dengan sungguh-sungguh akan mendapatkana hasil yang maksimal.
          Perbedaan tingkat penalaran dan pemahaman serta cara tangkap penikmat sastra tersebut menjadikan penelitian semakin berfariasi warna dan penuh perbedaan. Tidak semua penikmat sastra tersebut dapat menceritakan apa yang dia serap dari sastra tersebut. Namun demikian perbedaan itu akan menjadikan sebuah penelitian membawa manfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pembaca makalah ini.
          Negeri 5 menara merupakan sebuah karya sastra yang perlu di jadikan sebuah acuan dan semangat bagi seluruh generasi penerus bangsa ini. Begitu banyak hal yang yang bernilai mendidik yang dapat di ambil dari cerita ini. Dari beberapa narasumber, mereka beranggapan karya sastra ini mampu memberikan inspirasi serta dorongan untuk tidak berhenti sebelum nyawa lepas dari badan. Selama darah masih mengalir, jangan takut berhayal dan bermimpi. Mimpi itu yang kelak akan menjadi tujuan dari harapan yang akan mendorong kita untuk selalu berbuat dan berusaha. Ikhtiar dan berusaha yang tidak melupakan berdoa adalah satu kesatuan yang tidak bias di pisahkan.

C.    Harapan Penikmata Karya Sastra “Negeri 5 Menara
Penikmat karya sastra “Negeri 5 Menara” tidak sedikit yang berkeinginan untuk dapat menyaksikan aksi hebat mereka kembali (bagi yang menyaksikan di bioskop) dan tak bosan-bosan membaca (bagi yang menikmati dari media cetak). Ini merupakan gambaran bahwa karya sastra ini begitu membius dan memberi warna tersendiri bagi penikmatnya. Harapan terbesar mereka umumnya adalah agar karya-karya yang seperti ini tidak putus oleh waktu. Selain itu agar karya sastra sepereti ini dapat dinikmati oleh seluruh kalangan, hal ini dikarenakan yang dapat menikmati karya tersebut saat ini masih sangat terbatas.

D.    Saran dan Kritik dari Penikmat tentang Karya Sastra “Negeri 5 Menara”
Ada beberapa macam kritik serta saran dari para penikmat sastra tersebut. Yaitu diantaranya sebagai berikut :
1.      Cerita di bagian akhir (yang berbentuk film) mengantung atau kurang jelas titik akhirnya, sehingga masih menyisakan tanda tanya dari para penikmat.
2.      Cerita di bagian akhir tidak sama antara novel dengan filmnya.
3.      Pembuatan film dengan novel yang berjarak kurun waktu sekitar 2 tahunan.
4.      Akhir dalam cerita tersebut tidak di jelaskan profesi ke-enam sahabar tersebut sebagai apa, yang ada hanya informasi tentang kesuksesan.
5.      Jenjang pendidikan dari pesantren menuju kesuksesanya kurang rinci (perlu diperjelas lagi, agar lebih dapat menjadi inspirasi penonton)
Informasi tersebut berdasarkan jawaban dari para narasumber penelitian. Masih banyak lagi kalimat yang mereka ucapkan, namun tidak cukup untuk di tulis dalam lembar penelitian. Meski demikian akan coba saya uraikan dalam bentuk kalimat berikut;

-          mengapa disebut negeri 5 menara, sedangkan tokoh yang bermain dalam peran utama ada 6 orang? Hayooo…??? Saya juga masih bingung, mungkin karena saya belum pernah membaca novelnya. Tetapi, bukankah film ini setidaknya harus menjelaskan sedikit tentang asal muasal 5 menara dan bukannya 6 menara
-          Meskipun mereka belum menamatkan pendidikannya di pesantren, tiba-tiba sudah masuk ke ending ceritanya, dimana Alif telah berubah menjadi wartawan internasional. Nah loh, darimana ceritanya, sedangkan saat Alif masih menjabat sebagai reporter pesantren, tidak diperlihatkan hasil karya nyatanya dalam bidang menulis atau reporter. Menurut saya, sebaiknya tampilkanlah sedikit saja kehebatan Alif dalam menulis. Saya saja masih penasaran dengan hasil tulisan pertama Alif yang diserahkan ke ketua majalah Syam, kira-kira apa ya yang ditulis Alif?


-          Alif adalah tokoh utama dalam film ini, maka saya harus memfokuskan perhatian padanya. Namun, ternyata, gambaran karakter dari awal kemunculannya sama saja sampai akhir perjalanan Alif menempuh pendidikan. Mungkin karena Alif masih memendam keinginan untuk bersekolah di Bandung dan melanjutkan kuliah di ITB, dan meskipun saya masih merasakan kebingungan dengan tokoh Alif yang kurang menjiwai ini, tapi saya tetap harus selesai menontonnya.

Penjiwaan dari karakter yang dimainkan adalah faktor yang penting dalam sebuah film agar penonton tidak berada dalam zona keterharuan. Kualitas dari sebuah film bukan pada bintang tenarnya, bukan pada aktris atau aktornya, tapi pada alur cerita yang mampu membuat penonton tidak melupakannya bahkan akan terus menceritakannya. Bukan pula pada kritik atau pujian semata, tapi hikmah apa yang ditampilkan agar penonton dapat menikmati sekaligus tergugah dengan inti cerita dari film tersebut.


BAB III
PENUTUP

           Perbedaaan tingkat pendidikan serta wawasan merupakan persoalan mendasar dari sebuah perbedaan tanggapan terhadap sebuah karya sastra, sehingga perlulah diadakan sebuah penelitian untuk mendapatkan sebuah kesimpulan serta gambaran yang akurat dari sebuah karya sastra. Di buatnya laporan penelitian ini merupakan sebuah tindak lanjut dari permasalahan yang di bahas dalam pokok permasalahan yang sedang dibahas tentang sebuah karya sastra, yang di buat menggunakan metode penelitian eksperimental.
Setiap pribadi memiliki sebuah hak untuk member tanggapan dari pemikiran masing-masing dalam menanggapi serta menerima makna dari sebuah karya sastra. Apapun itu kehadiran sebuah karya sastra diharapkan dapat menjadi sebuah gambaran serta inspirasi bagi penikmat sastra itu sendiri selain hanya sebagai hiburan yang hanya dapat dinikmati.
            Kehadiran sebuah karya sastra akan dapat dianggap sebagai karya sastra yang sukses apabila mendapat kritik serta saran sebagai imbal balik dari penikmat karya sastra itu sendiri. Kritik serta saran itu sendiri dapat berupa kalimat pedas yang bersifat untuk membuat sebuah karya lebih lengkap dan lebih sempurna. Selain itu juga dapat berbentuk kalimat dukungan, semangat, bahkan pujian dari sebuah hasil karya sastra.
Dibuatlah makalah ini dengan harapan dapat memberikan ilmu serta manfaat dari perbedaan para penikmat sebuah karya sastra. Pada akhirnya perbedaan itu akan menjadi sebuah sumber informasi yang kaya akan ilmu pengetahuan. Demikian pula adanya, penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini, dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.


TUTORIAL CETAK FOTO

A.    PENDAHULUAN
      Cetak foto merupakan salah satu bentuk pekerjaan yang banyak diminati oleh kalangan remaja, umumnya peminat pasar ini adalah anak sekolah. Di zaman sekarang anak-anak remaja cenderung ingin mempunyai sebuah aplikasi kehidupan untuk meluapkan apresiasi dan gaya hidup masing-masing. Diantara salah satunya adalah dengan tidak sungkan ber-aktion di depan kamera. Didukung dengan kecanggihan IPTEK, anak sekarang lebih mudah untuk bergaya. Baik melalui Hanphone, Camera, digital dan lain sebagainya. Menindaklanjuti hal demikian, dianggap perlu di pandang lebih untuk membuka usaha cetak foto (Lumayan untuk biaya hidup).
        Dalam pengolahan data sebelum proses pengeditan data, buka terlebih dahulu program yang akan di gunakan. Dalam hal ini akan coba saya aplikasikan dengan menggunakan program Corel Draw X4 dan Photoshop CS3.
         Pada dasarnya proses ini menggunakan satu program Corel Draw X4 saja sudah bisa, akan tetapi demi memaksimalkan hasil cetak ditambahkan program Photoshop sebagai tempat untuk mengolah data mati yang tidak bisa diolah dengan menggunakan Corel Draw X4. Semisal ganti background, pencerahan gambar, penerangan atau penggelapan gambar dan  bahkan untuk mengatur efek gambar, untuk itu ditambahkan pengolahan dengan Photoshop dan kali ini menggunakan CS3.
Pengolahan data ini berkaitan erat dengan gambar mati. Pada umumnya format gambar berbentuk JPEG (Format Fhoto), namun ada beberapa file dalam bentuk format Tiff Bipmap, Bipmap, dan lain-lain.
Oleh karna itu saya akan mencoba berbagi sedikit ilmu, dan semoga bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.


B.     LANGKAH-LANGKAH
Langkah-langkah untuk mempermudah sebelum pengolahan dimulai adalah sebagai berikut :
1.      Aktifkan program Photoshop CS3 (Ini yg saya pakai)
2.      Aktifkan program CorelDraw X4 ( (Ini yg saya pakai)
3.      Hidupkan Printer (jika akan langsung mencetak setelah selesai pengolahan data) dan siapkan Kertas (Photo Paper atau Photo Glosy).

Pengolahan data dapat dimulai setelah semua persiapan siap bekerja, dan pastikan semua dalam kondisi siap untuk bekerja.
Setelah itu anda dapat memulai dengan mempersiapkan gambar yang akan anda kelola/dicetak, baik melalui HandPhone, SD Card, Micro SD atau kartu memori lainya. Ketentuanya jika menggunakan Handphone harus melaui kabel data yang harus didukung oleh conectifitas antara handphone dan komputer. Cara lain dapat melaui Bluetooth, hal ini harus ditambah acessories Bluetooth pada komputer agar dapat terhubung. Dan jika menggunakan kartu memori, menggunakan Card Rider sebagai perangkat tambahanya.
Setelah semua siap, anda dapat langsung mengolah data tersebut. Akan tetapi sebelumnya penulis sarankan objek gambar yang akan diolah sebaiknya di Copy ke kemputer terlebih dahulu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Akan tetapi jika tidakpun tidak apa-apa (Biasanya tergantung kondisi dan selera anda).
Nah… Berikut akan penulis paparkan secara singkat tentang pengolahan untuk mencetak foto melalui Photoshop dan CorelDraw X4. Sambil mempelajari langah-langkah berikut, akan lebih mengasikan jika langsung dengan mempraktikanya di komputer anda. Jangan lupa pula siapkan segelas minuman favorit anda, skaligus cemilan teman minumanya, hehehehehe… Oh iya musiknya jangan lupa kalo ada.

MENGGUNAKAN PHOTOSHOP DAN CORELDRAW

A.    Menggunakan Photoshop Dasar
1.      Ambil objek/foto yang akan di olah pada photosop;
Klik FileOpen (Ctrl + O), dapat pula klik File – Open As (Ctrl+Alt+Shift+O). kemudian pilih objek/foto yang akan di kelola. Ada cara yang lebih mudah, tarik gambar dari menu penyimpanan ke layer Photoshop (lepaskan tarikan di tengah layernya bukan di menu bawah dekstop).
2.      Setelah foto tampil pada layer Photoshop, gunakan;
-          Klik image – Adjustments – curves lebih gampangnya Ctrl+M untuk menggelapkan atau menerangkan gambar/objek.
-          Klik imageAdjustmentscolor balance (Ctrl + B) untuk menyesuaikan warna gambar dengan selera masing-masing.
-          Pilih Blur Tool ( R ) pada menu tools untuk mengurangi pecah gambar (menghaluskan) pada objek. Akan tetapi jika tingkat pecah pada gambar tinggi, justru akan membuat gambar tidak jelas terlihat.
-          Untuk mengatur ikuran dan resolusi gambar gunakan Image – Image size (Ctrl + Alt + I). Pada menu ini anda dapat mengatur ukuran, resolusi dan pixel gambar sesuai keinginan anda. Untuk resolusi normal gambar agar tidak terlalu besar dan terlalu pecah gunakan 300 pixel/incs. Akan tetapi hal itu tidak mutlak, sesuaikan dengan gambar dan keinginan anda saja. Ada beberapa pilihan resolusi yang banyak dipergunakan orang misalnya 100, 150, 200, 300 bahkan sampai 500 pixel/incs. Perlu diingat; semakin besar ukuran dan resolusi akan semakin besar dan berat pula file tersebut, namun akan mengurangi tingkat pecah pada gambar ketika di import ke program Coreldraw nantinya.
-          Untuk membuat gambar menjadi hitam putih gunakan Image – Adjusments – Desaturate (Ctrl + Shift + U). Namun ada beberapa jenis gambar yang terkadang malah menjadi seperti kaca film. Jika ini terjadi untuk mengembalikan ke semula gunakan Undo (Ctrl +Z).

A.    Mengganti Backgraound
Untuk mengganti backgraoung pada objek photoshop diperlukan sebuah ketlatenan dan kejelian yang lebih. Langkah-langkahnya sebagai berikut;
-          Tentukan gambar yang akan di ambil dan yang akan dibuang kemudian diganti.
-          Proping gambar menggunakan Pen Tools (P) pada menu tools. Setelah klik pen tools rubah pilihan pada menu pen (umumnya terdapat dibawah menu utama). Ada pilihan Shape Layer dan Path, pilih path. Kemudian buatlah garis mengikuti liku-liku sesuai dengan gambar yang akan diambil saja, dengan ketentuan awal pembauatan garis dengan akhir pembauatan garis harus bertemu. Setelah garis terbentuk gunakan Klik kanan pada Mouse dan pilih Make Selektion, sehingga muncul garis-garis kecil seperti berjalan mengitari garis yang tadi anda buat. Selanjutnya gunakan pilihan Cut (Ctrl + X) dan kemudian Paste (Ctrl + V), sehingga menu di layer kanan menjadi ada dua objek, layer 1yaitu gambar yang di pilih dan objek background. Hilangkan kunci pada background dengan cara double klik – OK.
-          Untuk mengganti background warna (misalnya KTP), pada layer backgroung klik sekali sehingga warna biru berada di layer tersebut. Kemudian klik (M) pada keyboard untuk membuat rectangular marguee tool. Kemudian pencet Select – All (Ctrl + A)  sehingga terbentuk keliling garis putus-putus. Kemudian pencet Delete pada keyboard untuk menghilangkan background pada layer.
-          Untuk menentukan warna pilihan gunakan Set Foreground Color pada menu tools, dan buat warna sesuka anda. Setelah warna dipilih gunakan Paint Bucket Tool (G) untuk meletakan warna tersebut pada backgroung, kemudian klik pada layar kosong yang perlu dikasih warna sehingga photo yang anda proping tadi menjadi berbeckground sesuai pilihan anda. Jngan lupa foto di save dalam format JPEG ke computer anda.

1.      Setelah foto di save ke computer, saatnya anda membawa foto tersebut ke program Coreldraw.
Mengapa di bawa ke program Coreldraw ???
            Baik… begini teman-teman, jika memakai photoshop kita akan menemukan banyak kesulitan dalam menentukan ukuran dan penyusunan banyak gambar untuk proses pengeprinanya. Untuk itu perlu di bawa ke progam Coreldraw untuk mempermudah saja dalam pengeprinan dan peletakan gambar serta ukuran yang diinginkan.
            Jika gambar yang akan anda cetak tidak memerlukan ganti backgraound, maka anda dapat melewati tahan pada poin B (mengganti Background) diatas dan langsung mencoba langkah berikut ini.

A.    Penggunaan Coreldraw Untuk mencetak foto
1.      Buat layar baru dengan cara klik File – New (Ctrl+N)  setelah layar baru terbentuk tentukan ukuran pada kolom menu diatas (buat dalam millimeter, centimeter atau Inches saja), tergantung ukuran foto yang akan dibuat. Jika ukuran foto adalah 2x3, 3x4, dan 4x6 gunakan ukuran centimeter atau milimeter, jika foto akan dibuat 1R, 2R, 3R dan seterusnya, maka gunakan ukuran dalam bentuk Incs.
2.      Buatlah kotak sesuai dengan ukuran cetak yang nanti diinginkan. Berikut saya kasih gambaran tentang ukuran gambar;
Tabel untuk Ukuran Inches
Kode
Inches
1R
1,9” x 2,7”
2R
2,5” x 3,5”
3R
3,5” x 5,0”
4R
4,0” x 6,0”
5R
5,0” x 7,0”
6R
6,0” x 8,0”
10R
10,0” x 8,0”

Tabel untuk Ukuran Centimeter
Kode
Centimeter
Foto 2 x 3
2cm x 3cm
Foto 3 x 4
3cm x 4cm
Foto 4 x 6
4cm x 6cm

1.      Untuk memperbanyak kotak dengan ukuran yang sama, anda dapat menggunakan cara berikut;
-          Klik kiri tahan pada kotak yang telah dibuat, geser ke ruang kosong di sebelah kotak tadi kemudian klik kanan (sambil masih menahan klik kiri). Setelah itu lepas kedua klik tersebut, maka akan terbentuk kotak yang sama. Dan untuk membuat sejajar fertikal dan horizontal tambahkan pencet tombol Shift seraya mengkopi kotak seperti diatas.
-          Setelah mengkopi kotak jika menginginkan kotak yang sama dan sejajar dengan yang telah dibuat gunakan Chift + D, maka akan tersusun kotak yang sama dengan jarak yang sama seperti yang anda buat di awal tadi. Kotak-kotak ini yang nantinya akan menjadi areal cetak foto yang tadi anda edit. Jadi jarak untuk potong dan tarikan kertas di mesin print sebaiknya diperhitungkan matang-matang.
2.      Setelah kotak terbuat dan tersusun rapi, ambil foto-foto yang akan anda cetak dari computer anda, seberapa banyak kotak yang nada buat.
3.      Foto-foto tersebut disesuaikan ukuranya dengan kotak yang tadi anda buat.
Contoh; cetak ukuran 3R ukuranya  3,5”x5”, ukuran foto asli 4” x 5,33”, maka ukuran foto asli di perkecil 5,33” menjadi 5” agar sama dengan kotak ukuran. Jangan lupa, saat merubah ukuran foto asli tanda kunci/gembok da samping kanan kolom ukuan harus dalam keadaan aktif (Untuk merubah tinggal klik pada gambar kuncinya). Hal ini bertujuan agar ukuran foto asli tetap proposional. Jika tidak, dihawatirkan foto akan berubah seperti gambar kan menjadi lebar atau panjang sehigga foto menjadi jelek.
4.      Masukan satu persatu foto-foto tersebut kedalam kotak dengan cara klik salah satu foto, kemudian klik Effects – PowerClip sehingga muncul tanda panah, kemudian panah tersebut klik ke dalam kotak yang akan anda taruh photo. Maka secara otomatis poto tersebut akan masuk ke dalam kotak.
5.      Untuk memperbesar dan memperkecil tampilan gambar, dapat mengunakan roda pada mouse. Dorong kedepan untuk memperbesar, dan kebelakang untuk memperkecil tampila.
6.      Jika foto yang akan di cetak banyak sehingga tidak cukup satu lembar, maka buatlah lembar baru dengan memencet tombol Page Down pada keyboard, maka akan muncul layer dan klik OK, maka akan terbentuk Page 1 dan Page 2 di sudut bawah kiri layar anda. lakukan pengolahan seperti diatas untuk penyesuaian kolom dan banyak kolomnya. Dan begitu untuk lembar seterusnya.
 
Pencetakan/Print
Sebelum anda melakukan proses print, pastikan file yang akan anda cetak sudah benar-benar pas dengan keinginan anda, selain itu pastikan pula ukuran kertas dan ukuran foto yang akan anda cetak sudah sesuai.
Jika semua sudah pas, langsung saja tekan File – print,  akan muncul tampilan print, kemudian pilih nama print yang akan dipakai, sesuaikan kertas di kolom paper, lalu sesuaikan pula basiknya landscape atau portrait. Jangan lupa pula sebelum di print sebaiknya cek di print previewnya dulu demi hasil yang akan di cetak.
Oh iya lupa,, jangan lupa set kertas pada kualitas Photo atau Best Photo, kemudian tipe kertasnya Photo Glosy ya. 

 Salam Hangat,
Demikian tulisan yang dapat saya bagikan, jika teman2 menemukan kekurangan atau untuk lebih melengkapi coretan ini, saya akan lebih berterimakasih sekali. jika terdapat kesalahan dan kekurangan itu datangnya dari penulis pribadi, harap dimaafkan. dan sesungguhnya kebenaran itu milik Tuhan yg maha kuasa. terimakasih
~~~~~~ Good luck dan selamat mencoba ~~~~~